Wisatawan Jerman Selamatkan Santri Terseret Ombak di Pantai Balekambang
-Baca Juga
Pantai BALE KAMBANG Malang Jawa Timur
Tragedi menimpa rombongan santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto, saat berlibur di Pantai Balekambang, Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang, Rabu (9/4/2025). Tiga santri, Lutfi Munawar (15), Yasir Arafat Inninawa (15), dan Fahmi Sirilah (15), terseret ombak dan hingga kini masih dinyatakan hilang. Kejadian bermula saat ketujuh santri, yang berangkat dari asrama dengan mobil Toyota Sigra Nopol N 1855 AAM, berenang di palung laut pantai tersebut sekitar pukul 12.45 WIB. Salah satu santri, Hafiz, pergi ke tepi untuk sholat, sementara lima lainnya tetap berenang. Tiga santri kemudian terseret ombak, sementara dua lainnya, Andi Khoirul Raffi (16) dan Kayy Yugo (15), berhasil selamat.
Keberanian Helena Linder, seorang wisatawan asal Jerman, dan pemandunya, Rio, patut diapresiasi. Keduanya berhasil menyelamatkan Andi dan Kayy dari terjangan ombak. Setelah aksi penyelamatan heroik tersebut, Helena dan Rio juga menjalani pemeriksaan medis di Puskesmas Bantur, memastikan kondisi mereka baik-baik saja. Kedua santri yang selamat juga telah kembali kepada keluarga mereka setelah mendapatkan perawatan di Puskesmas.
Kapolsek Bantur, AKP Totok Suprapto, menyatakan bahwa pencarian terhadap tiga santri yang hilang masih terus dilakukan. Tim gabungan yang terdiri dari Polsek Bantur, Satpolairud Polres Malang, Koramil 0818/12 Bantur, Pos AL Sendang Biru, PMI Kabupaten Malang, TAGANA, LMDH Wonoadi, Perhutani RPH Sumbermanjing Kulon, Team SAR Pantai Balekambang, Team Pantai Selatan Rescue (PSR), dan Kelompok Nelayan Kondang Merak, masih berada di lokasi. Tim Basarnas dan potensi SAR lainnya akan bergabung dalam pencarian yang akan dilanjutkan pada pagi hari.
Doa dan harapan seluruh pihak tertuju pada keselamatan ketiga santri yang masih hilang. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan keselamatan saat beraktivitas di pantai, terutama di area yang berpotensi bahaya seperti palung laut. Semoga kejadian ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak.
Kisah Turis Jerman Penyelamatan Santri Amanatul Ummah Yang Terseret OmbaK Pantai BALE KAMBANG Malang
Di ruang tunggu Puskesmas Bantur, Helena Linder, turis asal Jerman, mengusap lengannya yang masih terasa dingin. Di sebelahnya, Rio, pemandu wisata lokal, memeriksa perban di tangannya. Bau kapur barus dan desinfektan masih kuat tercium. Kejadian di Pantai Balekambang beberapa jam lalu masih terasa nyata. Gelombang besar yang tiba-tiba menerjang, teriakan panik para santri, dan perjuangan mereka menyelamatkan dua anak muda dari maut.
Turis asal Jerman Helena Linder dan pemandunya atas nama Rio, menjalani pemeriksaan medis di Puskesmas Bantur usai menyelamatkan dua santri yang selamat.
Helena mengingat jelas wajah-wajah panik para santri. Ia dan Rio, yang kebetulan berada di dekat lokasi, tanpa ragu langsung terjun ke laut. Arus yang kuat hampir menyeret mereka juga, namun berkat pengalaman Rio mengenal medan pantai, mereka berhasil membawa Andi dan Kayy ke tepi. Tiga santri lainnya, Lutfi, Yasir, dan Fahmi, hilang ditelan ombak. Bayangan wajah mereka, masih terbayang jelas di benaknya.
Rio, dengan tangannya yang masih bergetar, menceritakan kejadian itu kepada petugas Puskesmas. Ia menjelaskan bagaimana mereka berjuang melawan arus, bagaimana ia harus berteriak memberi semangat kepada para santri yang ketakutan. Ia juga menceritakan bagaimana Helena, meskipun tidak bisa berenang dengan mahir, tetap gigih membantu. Keberanian Helena, seorang turis asing yang tidak mengenal bahaya laut tersebut, membuatnya kagum.
Di luar, suara debur ombak Pantai Balekambang seakan bergema di telinganya. Suara mesin perahu yang hilir mudik mencari ketiga santri yang hilang. Doa-doa untuk keselamatan mereka terucap lirih dari bibir Helena dan Rio. Mereka berdua, meskipun lelah dan masih trauma, merasa lega karena telah menyelamatkan dua nyawa. Namun, rasa sedih dan khawatir masih menghantui mereka. Harapan mereka, agar ketiga santri yang hilang dapat segera ditemukan dengan selamat. Di ruang tunggu yang sunyi, hanya suara detak jantung mereka yang berdebar kencang, seakan beriringan dengan debur ombak yang tak henti-hentinya menghempas pantai. Mereka berdua berharap, esok hari akan membawa kabar baik.
Writer Riendr
Editor Van Gan