Surabaya –  Dunia olahraga Jawa Timur dikejutkan oleh pengungkapan dugaan korupsi besar di tubuh KONI Jatim.  Serangan kilat KPK pada Selasa (15/4) kemarin membuahkan hasil signifikan:  penggeledahan selama tujuh jam di kantor KONI,  penyitaan dokumen penting, dan pemeriksaan intensif terhadap sejumlah pejabat.  Ketua KONI Jatim, Muhammad Nabil, kini berada di bawah sorotan tajam publik,  terutama terkait dugaan penyelewengan dana hibah yang diperuntukkan bagi penanganan pandemi Covid-19 dan persiapan PON Papua 2021.  Skandal ini tak hanya mencoreng nama baik KONI,  tetapi juga mengguncang kepercayaan publik terhadap transparansi pengelolaan dana negara,  dan yang lebih memprihatinkan,  potensial menghambat prestasi olahraga Jatim di masa depan. Miliaran rupiah dana rakyat diduga telah diselewengkan,  dana yang seharusnya digunakan untuk pembinaan atlet dan pengembangan olahraga di Jawa Timur.

Kedatangan enam mobil Innova KPK menjadi pertanda keseriusan penyelidikan.  Petugas membawa dua koper berisi barang bukti,  mengindikasikan banyaknya dokumen dan informasi yang diamankan.  Dokumen-dokumen yang disita, yang mencakup periode 2017-2022,  diyakini akan menjadi bukti kuat dalam mengungkap kasus dugaan korupsi dana hibah ini.  Sejumlah pejabat KONI, termasuk Sekretaris dan Bendahara,  diperiksa intensif oleh KPK,  menunjukkan indikasi adanya jaringan korupsi yang terstruktur.  Kasus ini semakin diperkuat dengan belum terungkapnya kasus dugaan korupsi di KONI Kabupaten Mojokerto,  yang juga melibatkan dana hibah senilai Rp 10 miliar dan telah memeriksa 60 saksi tanpa tersangka.

Publik menuntut agar KPK mengusut tuntas kasus ini dan menindak tegas semua pihak yang terlibat.  Dugaan keterlibatan oknum KONI Jatim dalam kegiatan fiktif terkait PON Papua juga menambah kompleksitas kasus ini dan semakin memperkuat desakan agar KPK mengusut tuntas semua dugaan penyelewengan.  Keberhasilan KPK dalam mengungkap skandal ini akan menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam memberantas korupsi di semua sektor,  termasuk di dunia olahraga,  dan memastikan dana yang seharusnya diperuntukkan bagi pembinaan atlet dan kemajuan olahraga tidak disalahgunakan.

Writer Riendr 

Editor AGan