Longsor di Jalur Pacet Mojokerto - Cangar Kota Batu Sebuah Tragedi dan Pelajaran Berharga
-Baca Juga
Dusun Urung-Urung, Desa Jati Jejer, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, biasanya terbangun dengan semilir angin sejuk dan mentari pagi yang menyapa lereng Gunung Penanggungan. Namun, Kamis, 3 April 2025, mentari pagi itu seakan enggan menampakkan diri sepenuhnya, terhalang kabut tipis yang menyelimuti lembah. Hari itu, sebuah tragedi menimpa keluarga kecil Fitria Handayani (27 tahun), Ahmad Fikri Muzaki (28 tahun), dan Mikaila F. Z. (3,5 tahun). Kehidupan mereka yang penuh tawa sirna ditelan tanah longsor dahsyat di lereng Pegunungan Welirang di jalur Pacet Mojokerto - Cangar Kota Batu Jawa Timur, sekitar pukul 11.30 WIB siang.
Gus Barra dan Ning Hanna Berdoa Untuk Arwah Korban dan untuk Ketabahan Keluarga Korban di rumah duka.
Keluarga kecil ini berencana bersilaturahmi Lebaran ke keluarga Fitria di Tulungagung dan Blitar. Orang tua Fitria telah berpesan agar mereka menggunakan jalur utama Mojokerto-Jombang yang lebih aman. Namun, Ahmad, dengan semangat petualangannya, memilih jalur alternatif Pacet-Cangar, jalur yang terkenal indah namun juga rawan bencana. Keputusan ini, yang didorong keinginan untuk mempercepat perjalanan, berujung pada malapetaka.
Ning Sofia Hanna mendoakan Nenek Korban agar tabah, sepeninggal almarhum dan almarhumah beserta cicitnya selamanya.
Meskipun keponakan Ahmad telah mengingatkan akan kondisi ban mobil Grand Max putih mereka yang tipis dan cuaca buruk yang diperkirakan, nasihat itu tak diindahkan. Keinginan untuk segera sampai tujuan mengalahkan kewaspadaan. Hujan deras dan angin kencang menerjang saat mereka tengah menempuh perjalanan. Tanpa ampun, tanah longsor menghantam mobil mereka, menelan keluarga kecil itu dalam bencana alam yang mengerikan.
Ibu Korban Tak Kuasa Membendung Air Mata Sepeninggal almarhum dan almarhumah dan Cucunya Dengan Merangkul Erat Ning Sofia Hanna istri Gus Barra
Proses evakuasi memakan waktu dua hari. Tim SAR gabungan TNI-Polri, BPBD Kabupaten Mojokerto, relawan, dan berbagai instansi, dibantu warga sekitar, berjibaku di tengah hujan dan medan yang sulit. Puing-puing longsoran menutupi jalan, menyulitkan akses menuju lokasi kejadian. Suara tangis dan jeritan keluarga korban memecah kesunyian, menambah kepiluan suasana. Setelah berjuang keras, jasad Fitria, Ahmad, dan Mikaila berhasil ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tertimbun tanah dan batu.
Gus Barra Berikan Santunan Pribadi Kepada Orang Tua Korban Longsor
Berita tentang longsor dan jatuhnya korban langsung menyebar dengan cepat di Dusun Urung-Urung Desa Jati Jejer Kecamatan Trawas dan sekitarnya. Rasa duka dan keprihatinan meliputi seluruh warga. Mereka berbondong-bondong datang ke lokasi kejadian (TKP) untuk membantu proses evakuasi dan memberikan dukungan kepada keluarga korban. Gotong royong menjadi ciri khas masyarakat setempat dalam menghadapi musibah ini. Warga bahu membahu membersihkan puing-puing Longsor bersama tim SAR dan lainnya, serta membantu mempersiapkan pemakaman. Semangat kebersamaan dan kepedulian sosial begitu terasa di tengah duka yang mendalam.
Di Dusun Urung-Urung Desa Jati Jejer Kecamatan Trawas kesedihan mendalam menyelimuti. Orang tua Fitria hanya bisa terpaku, menatap foto-foto keluarga yang kini telah tiada. Tangis mereka menggema di antara lembah-lembah yang terluka. Kehadiran Gus Barra, Bupati Mojokerto, dan Ning Sofia Hanna untuk melayat keesokan harinya, memberikan sedikit penghiburan, namun tak mampu menghapus kesedihan yang begitu dalam. Bantuan dan ungkapan belasungkawa yang disampaikan melalui media sosial tak mampu mengobati luka yang menganga. Suasana duka begitu terasa; warga bergotong royong membantu keluarga korban mempersiapkan pemakaman. Rumah duka dipenuhi pelayat yang datang dari berbagai penjuru.
Tragedi di jalur Pacet Mojokerto - Cangar Kota Batu menjadi pengingat akan betapa rapuhnya nyawa manusia di hadapan kekuatan alam. Kejadian ini menyadarkan kita akan pentingnya kewaspadaan dan kehati-hatian. Keinginan untuk mempercepat perjalanan, tanpa mempertimbangkan risiko, telah berbuah petaka. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga, agar kita selalu memprioritaskan keselamatan dan tidak hanya mengikuti hawa nafsu. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan. Hujan di jalur Pacet Mojokerto - Cangar Kota Batu telah menghanyutkan sebuah keluarga, namun semoga meninggalkan warisan pelajaran berharga bagi yang masih hidup. Semoga pemerintah daerah juga dapat meningkatkan upaya mitigasi bencana di daerah rawan longsor seperti ini.
Writer Dion
Editor Djose