Bumi Majapahit Merana Pariwisata Mojokerto dalam Cengkeraman Krisis, Hotel dan Restoran Layu Sebelum Berkembang
-Baca Juga
PHRI Mojokerto Jawa Timur Rekonsiliasi Bahas Kelangsungan Hidup Usaha Perhotelan dan Restoran Selasa 15 April 2025
Mojokerto, Jawa Timur - Bumi Majapahit, yang seharusnya memancarkan pesona sejarah dan budaya yang gemilang, kini justru diselimuti bayang-bayang krisis. Industri pariwisata Mojokerto bukan sekadar lesu, tetapi tengah berjuang melawan badai yang mengancam menenggelamkannya. Hotel dan restoran, yang dulu ramai dan meriah, kini bagai kapal karam yang terombang-ambing di lautan sepi. Ketua PHRI Mojokerto Bapak H. Satuin, mengungkapkan keprihatinan yang mendalam sektor pariwisata Mojokerto bagai pohon rindang yang tengah layu sebelum waktunya.
Data terbaru menunjukkan tingkat hunian hotel selama libur Lebaran Idul Fitri 1446 H hanya mencapai 10-15%, sebuah angka yang menyayat hati. Ini bukan sekadar penurunan, tetapi gelombang tsunami yang menghantam industri perhotelan, mengakibatkan penurunan drastis hingga 55-60% dibandingkan tahun sebelumnya. Industri perhotelan bagaikan taman bunga yang layu, kelopak-kelopaknya, kamar-kamar hotel menguncup tak bersemangat.
Penyebabnya? Ketua PHRI itu menunjuk pada dua faktor utama: lesunya ekonomi nasional yang bagai pisau tajam yang melukai daya beli masyarakat, dan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah yang bagai badai yang menerjang sektor pariwisata.
Data PHRI menunjukkan penurunan reservasi untuk kegiatan pemerintahan hingga 50%, seolah-olah pemerintah telah menarik diri dari sektor ini, meninggalkan hotel-hotel bagai kapal tanpa nakhoda. Larangan studi tour dan acara wisuda di hotel semakin memperparah keadaan, menyeret pendapatan rata-rata per hotel turun hingga 30%. Kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara pun anjlok, bagaikan aliran sungai yang mengering, meninggalkan restoran-restoran bagai ladang kering kerontang.
"Ini bukan sekadar penurunan, ini bencana yang mengancam keberlangsungan hidup pelaku usaha pariwisata!" tegas Satuin. "Pemerintah daerah harus segera bertindak. Promosi wisata yang agresif dan terobosan nyata sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan Mojokerto dari keterpurukan ini. Kita harus menyirami pohon rindang pariwisata ini agar kembali tumbuh subur."
Minimnya promosi wisata dan maraknya penginapan ilegal semakin memperburuk keadaan, bagaikan hama yang merusak tanaman yang sudah rapuh. Satuin mendesak pemerintah untuk menertibkan penginapan ilegal dan memberikan kemudahan perizinan bagi pelaku usaha pariwisata.
"Kami bukan hanya pelaku usaha, kami adalah penopang perekonomian!" seru Satuin. "Bebaskan kami dari jerat birokrasi yang rumit dan pungutan-pungutan yang mencekik!"
PHRI Pusat berupaya menggandeng kementerian terkait untuk menyelenggarakan event nasional dan melakukan promosi besar-besaran. Namun, aksi nyata dari pemerintah daerah dan kreativitas pelaku usaha sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan pariwisata Mojokerto sebelum terlambat. Bumi Majapahit harus kembali bersinar, pesonanya tak boleh padam.
Writer Dion
Editor Djose