Jalan Poros Desa Dusun Kedung Palang Lakar Dowo Jetis Rusak Parah: Warga Protes Tanami Jalan Pohon Pisang
-Baca Juga
Bayangkanlah kehidupan sehari-hari mereka. Ibu Aminah, misalnya, penjual jamu keliling. Setiap pagi, ia harus berjuang melewati jalan berlubang itu dengan gerobak dorongnya yang penuh botol-botol jamu. Gerobak seringkali terperosok, membuat jamunya terguncang dan bahkan tumpah. Keuntungannya pun menipis, menambah beban hidupnya yang sudah berat.
Pak Budi pedagang, harus melewati jalan itu untuk mengangkut hasil panennya ke pasar. Jalan yang rusak membuat ongkos angkut membengkak, karena ia harus menyewa kendaraan yang lebih tangguh dan mahal. Keuntungan pun berkurang, mengancam perekonomian keluarganya.
Anak-anak Dusun Kedungpalang juga merasakan dampaknya. Mereka yang bersekolah di SMP Negeri 1 Jetis harus melewati jalan itu setiap hari. Seringkali mereka terjatuh dan terluka karena jalan yang licin dan berlubang. Beberapa bahkan sampai takut untuk berangkat sekolah.
Bahkan, akses menuju puskesmas pun terhambat. Saat Bu Sri, warga Dusun Kedungpalang, jatuh sakit dan harus dilarikan ke puskesmas, ambulance kesulitan melewati jalan yang rusak. Mereka harus menunggu lama hingga akhirnya Bu Sri dilarikan menggunakan ojek, kondisi yang sangat memprihatinkan.
Maka, aksi menanam pohon pisang di tengah jalan bukan sekadar protes. Itu adalah simbol dari jeritan hati warga Dusun Kedungpalang yang telah lama menderita akibat jalan rusak tersebut. Itu adalah ungkapan keputusasaan yang dibalut dengan harapan kecil agar pemerintah memperhatikan nasib mereka. Mereka berharap, pohon pisang itu tak hanya menghiasi jalan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran pemerintah untuk segera memperbaiki jalan yang telah lama terabaikan, sehingga kehidupan mereka bisa kembali normal, Ibu Aminah bisa berjualan jamu dengan tenang, Pak Budi bisa mengangkut hasil dagangannya. dengan mudah, dan anak-anak bisa berangkat sekolah tanpa rasa takut.
Penulis Dion
Editor Djose