Warga Desa Jombok Protes Banjir dengan Spanduk Sindiran: Dampak yang Mencekam
-Baca Juga
Jombang, Jawa Timur – Warga Dusun Beluk, Desa Jombok, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, kembali menunjukkan protes atas permasalahan banjir yang berulang kali melanda daerah mereka. Kali ini, bentuk protes diwujudkan melalui pemasangan sejumlah spanduk bernada sindiran di Dam pintu air Sipon Sungai Avour, perbatasan Desa Blimbing (Kesamben, Jombang) dan Desa Ngingasrembyong (Sooko, Mojokerto). Protes ini bukan tanpa alasan, banjir yang kerap terjadi telah menimbulkan dampak yang signifikan dan mencekam bagi kehidupan warga.
Menurut informasi yang dihimpun, spanduk-spanduk tersebut dipasang sekitar pukul 11.30 WIB oleh warga Dusun Beluk. Isi pesan pada spanduk antara lain menyoroti kegagalan perencanaan dan pelaksanaan proyek penanggulangan banjir, menyinggung kedangkalan sungai, serta mendesak pemerintah daerah untuk memberikan solusi nyata, bukan sekadar pencitraan. Beberapa kalimat yang tertera pada spanduk antara lain:
"Kami mohon direvisi dan dievaluasi, Gagal perencanaan gagal pelaksanaan"
"Proyek sepanjang 100 meter, selama 3 tahun apakah bisa dikatakan gagal?"
"Sedangkal sungai inikah pejabat dinas terkait mengatasi banjir?"
- "Awak dewe butuh kenyamanan, atasi banjir secepat mungkin"
"Kami butuh solusi bukan pencitraan diri untuk atasi banjir tahunan"
Namun, di balik pesan-pesan sindiran tersebut, terdapat realita pahit yang dialami warga Dusun Beluk. Banjir yang sering terjadi menyebabkan kerugian materiil yang cukup besar. Rumah-rumah warga terendam, perabotan rumah tangga rusak, dan hasil panen pertanian ikut hancur. Lebih dari itu, banjir juga mengancam kesehatan warga, meningkatkan risiko penyakit, dan mengganggu aktivitas ekonomi sehari-hari. Ketakutan akan banjir yang datang sewaktu-waktu juga menimbulkan kecemasan dan tekanan psikologis bagi warga.
Spanduk-spanduk protes tersebut, yang menyuarakan keresahan dan kekecewaan warga atas penanganan banjir yang dinilai tidak efektif dan dampaknya yang merugikan, akhirnya dilepas oleh petugas dan warga setempat. Kejadian ini menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap strategi penanggulangan banjir di wilayah tersebut dan perlunya dialog yang konstruktif antara pemerintah dan masyarakat untuk mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya perencanaan dan pelaksanaan proyek infrastruktur yang tepat guna dan efektif dalam mengatasi permasalahan banjir dan meringankan beban warga yang terdampak.
Penulis Dion
Editor Djose