Tragedi di Universitas Jember, Kasus Meninggalnya Danang Rizky Yopi Nurcahya
-Baca Juga
Kematian Danang Rizky Yopi Nurcahya, mahasiswa Sosiologi FISIP Universitas Jember (Unej) angkatan 2023, yang jatuh dari lantai 8 gedung C-Rish pada Senin, 23 Desember 2023, telah menimbulkan duka mendalam dan pertanyaan besar. Meskipun pihak kampus telah menyatakan tidak ada bukti bullying, peristiwa ini menuntut analisis yang lebih menyeluruh untuk memahami konteks kejadian dan mencegah tragedi serupa di masa mendatang.
Pihak Universitas Jember, melalui Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Fendi Setyawan, telah melakukan penelusuran awal dengan mewawancarai teman-teman seangkatan Danang. Hasilnya, tidak ditemukan indikasi perundungan atau tekanan dari teman maupun senior. Namun, kesaksian ini perlu dilihat secara kritis. Meskipun teman-teman Danang menggambarkannya sebagai pribadi yang pendiam dan tertutup, tidak berarti ia bebas dari tekanan psikologis. Sifat pendiam seringkali menjadi mekanisme coping bagi individu yang mengalami kesulitan, dan kurangnya interaksi sosial tidak selalu mencerminkan ketiadaan masalah.
Laporan medis menunjukkan adanya beberapa keretakan tulang, meskipun tidak ditemukan luka fisik signifikan. Hal ini menunjukkan kemungkinan adanya jatuh dari ketinggian, tetapi tidak memberikan informasi tentang penyebab utama peristiwa tersebut. Keputusan keluarga untuk tidak melakukan autopsi lebih lanjut, meskipun wajar mengingat kondisi berduka, membatasi akses terhadap informasi medis yang lebih komprehensif.
Pernyataan pihak kepolisian yang menyatakan keluarga menerima kematian sebagai musibah dan menunggu laporan visum dari RS dr. Soebandi juga perlu dikaji lebih lanjut. Meskipun pernyataan keluarga penting, penyelidikan kepolisian harus tetap independen dan menyeluruh untuk mengungkap penyebab kematian. Visum et repertum yang lengkap sangat krusial untuk mendapatkan gambaran yang akurat tentang kondisi fisik Danang sebelum dan sesudah kejadian.
Kesimpulan sementara yang menyatakan tidak adanya bullying mungkin prematur. Penyelidikan yang lebih mendalam, termasuk wawancara yang lebih terstruktur dan komprehensif dengan teman-teman, dosen, dan lingkungan sekitar Danang, sangat diperlukan. Aspek psikologis juga harus menjadi fokus utama. Apakah Danang mengalami depresi atau gangguan mental lainnya? Apakah ada faktor pencetus yang mungkin terlewatkan dalam penyelidikan awal?
Universitas Jember telah menunjukkan komitmen untuk mendampingi keluarga korban dan bekerja sama dengan pihak kepolisian. Namun, peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi institusi pendidikan tinggi untuk lebih proaktif dalam mendeteksi dan mencegah masalah kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Program konseling yang efektif, pelatihan bagi dosen dan staf untuk mengenali tanda-tanda depresi dan gangguan mental, serta budaya kampus yang suportif dan inklusif, sangat krusial untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan sehat.
Kejadian ini bukan hanya sekadar tragedi individu, tetapi juga merupakan panggilan untuk meningkatkan kesadaran dan upaya pencegahan terhadap masalah kesehatan mental di lingkungan kampus. Penyelidikan yang transparan dan menyeluruh, diikuti dengan langkah-langkah konkrit untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa, adalah langkah penting untuk menghormati memori Danang dan mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.
Penulis Dion
Editor Djose