Presiden Prabowo Subianto Sambangi Mahasiswa Indonesia di Kairo Mesir
-Baca Juga
Mentari Kairo yang hangat menyelimuti halaman Universitas Al-Azhar. Di dalam aula yang besar, suasana sudah berdesir – ratusan mahasiswa Indonesia, semangat membara di wajah-wajah mereka, menciptakan energi yang tak terbendung. Presiden Prabowo Subianto hadir, bukan sekadar hadir, tapi menjadi pusat perhatian. Keheningan tiba-tiba menyelimuti aula yang sebelumnya ramai. Semua mata tertuju pada sosok tegap di podium. Senyum tipis Prabowo, menciptakan aura wibawa yang menenangkan, namun juga mudah didekati.
Ia memulai pidatonya, bukan dengan basa-basi protokoler, tapi langsung ke inti permasalahan. Suaranya lantang namun hangat, menjangkau setiap sudut ruangan. Saat ia bicara tentang korupsi – "Kembalikan uang negara! Walau diam-diam, akan kami maafkan jika ada niat baik. Tapi melawan hukum… hukum tetap hukum!" – suaranya bergetar, menunjukkan kesungguhan yang menggetarkan. Aula seketika hening, menangkap setiap kata bak mantra.
Ia tak hanya bicara, tapi juga bercerita, mengaitkan isu korupsi dengan mimpi-mimpi masa depan Indonesia, dengan sentuhan humor yang cerdas. Saat membahas tanggung jawab aparatur negara dan komitmennya melindungi rakyat, ekspresi wajahnya berubah serius, namun tetap dibalut senyum hangat, menunjukkan tekad yang bulat, namun juga penuh empati.
Sesi tanya jawab pun dimulai – bukan sesi formal, tapi dialog yang hidup dan cerdas. Anis, seorang mahasiswi berkerudung, maju dengan percaya diri.
Anis: Pak Prabowo, kami mahasiswa, bagaimana caranya agar bisa benar-benar berkontribusi melawan korupsi? Bukan hanya wacana, tapi aksi nyata yang efektif.
Prabowo: (tersenyum hangat, dengan sedikit kedipan mata) Anis, perjuangan dimulai dari diri sendiri. Jujur, berani, laporkan jika ada yang tidak benar. Kalian adalah pemimpin masa depan. Jangan takut! Bayangkan, kalau semua mahasiswa jujur dalam mengerjakan tugas, dosennya pasti akan pusing tujuh keliling menghitung nilai! (Aula dipenuhi tawa). Tapi serius, ini bukan perang sendirian. Bergabunglah, bangun jaringan, suarakan kebenaran bersama. Kekuatan ada pada persatuan.
Budi: (seorang mahasiswa berkacamata, dengan semangat) Pak, bagaimana kami bisa awasi aparat agar tidak korup dan menindas rakyat? Kami ingin terlibat aktif, bukan hanya menjadi penonton. Ada banyak kasus yang luput dari perhatian media, seperti kasus korupsi yang melibatkan pejabat kecil, tapi dampaknya besar.
Prabowo: (menatap Budi dengan penuh perhatian) Budi, pengawasan masyarakat sangat penting. Kritis, aktif, manfaatkan media sosial, tapi juga jangan lupa cara-cara konvensional. Laporkan jika ada kesalahan. Pemerintah akan bertindak tegas! Tapi, jangan hanya mengandalkan pemerintah. Kalian juga punya peran besar. Jadilah "whistleblower" yang bertanggung jawab. Ingat, mata rakyat itu tajam, lebih tajam dari mata elang… bahkan lebih tajam dari mata saya yang sudah mulai rabun ini! (Aula dipenuhi tawa).
Siti: (seorang mahasiswi dengan suara lantang) Pak, banyak janji pemberantasan korupsi yang tidak ditepati. Bagaimana kami bisa percaya? Kami butuh bukti nyata, bukan hanya janji. Kami ingin melihat perubahan yang signifikan, bukan hanya janji manis.
Prabowo: (sedikit serius, namun senyumnya menenangkan) Siti, saya mengerti keraguanmu. Tapi percayalah, ini bukan sekadar omong kosong. Kita akan bangun sistem yang transparan. Kalian akan menjadi saksi komitmen saya. Tapi ingat, perubahan butuh proses. Kalian harus ikut mengawalnya. Dan jangan lupa, setiap perubahan selalu dimulai dari langkah kecil. Seperti langkah saya yang mulai berat ini… (mengucapkan sambil bercanda tentang usianya). (Aula dipenuhi tawa).
Pertanyaan demi pertanyaan mengalir, seakan tak pernah berhenti. Aula bergemuruh dalam percakapan yang hidup dan cerdas, dijawab Prabowo dengan lugas, penuh empati, dan sentuhan humor yang jenaka. Lebih dari sekadar pidato, ini adalah pertemuan, dialog, dan transfer energi. Sebuah semangat anti-korupsi yang membara, menciptakan harapan untuk Indonesia yang lebih baik. Tepuk tangan meriah dan sorak sorai mahasiswa menggema lama setelah Prabowo meninggalkan aula, menciptakan gema perubahan yang tak terlupakan.
Penulis DION
Editor DJOSE