PGP Katalis Perubahan dan Kualitas Pendidikan di Jawa Timur
-Baca Juga
Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 11 di Jawa Timur mencapai puncaknya dalam sebuah acara yang diselenggarakan dikantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto. Acara ini menandai tonggak penting dalam pengembangan kepemimpinan pendidikan di wilayah tersebut, dan sekaligus menjadi momentum untuk mengevaluasi dampak program PGP terhadap peningkatan kualitas pendidikan di Jawa Timur. Program PGP bertujuan untuk mencetak pemimpin pembelajaran yang mampu mendorong pertumbuhan murid secara holistik. Para guru penggerak didorong untuk aktif dan proaktif dalam mengembangkan kapasitas pendidik lainnya, mengimplementasikan pembelajaran berpusat pada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.
Peran guru penggerak sangatlah krusial. Mereka berperan sebagai penggerak komunitas belajar, pengajar praktik bagi rekan guru, pendorong peningkatan kepemimpinan murid, fasilitator diskusi dan kolaborasi, serta pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan.
Puncak acara di Mojokerto bukan hanya sekadar seremonial. Acara ini merupakan refleksi dari proses pembelajaran dan pengembangan yang telah dilalui oleh para guru penggerak Angkatan 11. Momentum ini diharapkan dapat memperkuat komitmen dan semangat mereka dalam menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran yang transformatif.
RUBY HARTOYO Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Mojokerto Jawa Timur
Meskipun evaluasi komprehensif masih memerlukan waktu, beberapa dampak positif awal program PGP di Jawa Timur mulai terlihat. Beberapa indikator yang menunjukkan dampak positif tersebut antara lain: Peningkatan kualitas pembelajaran: Implementasi pembelajaran berpusat pada murid yang digagas oleh guru penggerak telah menunjukkan peningkatan keterlibatan dan pemahaman siswa. Hal ini terlihat dari peningkatan nilai ujian, partisipasi aktif siswa dalam kelas, dan peningkatan kreativitas siswa dalam menyelesaikan tugas.
Penguatan kepemimpinan guru: Guru penggerak telah mampu menjadi role model bagi rekan sejawat mereka, mendorong kolaborasi dan peningkatan kapasitas guru lainnya. Hal ini terlihat dari peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan efektif.
Perubahan budaya sekolah: Program PGP telah berkontribusi pada perubahan budaya sekolah yang lebih kolaboratif dan inklusif. Para guru penggerak telah berhasil menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan kondusif bagi siswa.
Peningkatan well-being ekosistem pendidikan: Upaya guru penggerak dalam menciptakan lingkungan sekolah yang positif dan suportif telah berdampak pada peningkatan kesejahteraan guru dan siswa. Hal ini terlihat dari penurunan tingkat stres guru dan peningkatan kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran.
Keberhasilan program PGP di Jawa Timur bergantung pada keberlanjutan komitmen para guru penggerak dalam menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran berpusat pada murid dan dalam membangun ekosistem pendidikan yang berkelanjutan. Harapannya, para guru penggerak ini akan menjadi katalis perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Jawa Timur. Keberhasilan mereka akan menjadi inspirasi bagi angkatan-angkatan selanjutnya dan menjadi contoh bagi para pendidik lainnya. Evaluasi berkelanjutan dan riset lebih lanjut diperlukan untuk mengukur dampak jangka panjang program PGP secara komprehensif.
Program PGP di Jawa Timur telah memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas pendidikan di wilayah tersebut.
SDN 1 Mojokerto: Di sekolah ini, guru penggerak telah berhasil menerapkan pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) dalam mata pelajaran IPA. Siswa diajak untuk meneliti dampak pencemaran lingkungan di sekitar sekolah dan mencari solusi untuk mengatasinya. Hasilnya, siswa menjadi lebih aktif, kreatif, dan kritis dalam memahami materi pelajaran. Mereka juga mampu mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, proyek ini juga berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar sekolah akan pentingnya menjaga lingkungan.
SMPN 2 Surabaya: Di sini, guru penggerak telah berhasil membangun komunitas belajar bagi guru-guru di sekolah. Komunitas ini secara rutin mengadakan diskusi dan pelatihan tentang pengembangan pembelajaran yang berpusat pada murid. Hasilnya, guru-guru di sekolah menjadi lebih terampil dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan efektif. Mereka juga lebih termotivasi untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Peningkatan kualitas pembelajaran ini terlihat dari peningkatan nilai ujian siswa dan partisipasi aktif siswa dalam kelas.
SMAN 3 Malang: Di sekolah ini, guru penggerak telah berhasil mendorong peningkatan kepemimpinan murid. Mereka menciptakan program kepemimpinan siswa yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan potensi kepemimpinan mereka. Program ini mencakup pelatihan kepemimpinan, kegiatan sosial, dan pengambilan keputusan. Hasilnya, siswa menjadi lebih percaya diri, bertanggung jawab, dan aktif dalam kegiatan sekolah. Mereka juga mampu menjadi role model bagi teman-teman mereka.
SMA Negeri 1 Jember: Di sekolah ini, guru penggerak telah berhasil membangun ekosistem pendidikan yang positif dan suportif. Mereka menciptakan program well-being bagi guru dan siswa. Program ini mencakup kegiatan relaksasi, konseling, dan pengembangan diri. Hasilnya, guru dan siswa menjadi lebih bahagia, sehat, dan termotivasi dalam belajar. Mereka juga lebih mampu mengatasi stres dan menghadapi tantangan dalam kehidupan.
Contoh konkret di atas menunjukkan bahwa program PGP di Jawa Timur telah berhasil memberikan dampak positif bagi kualitas pendidikan di wilayah tersebut. Program ini telah berhasil meningkatkan kualitas pembelajaran, memperkuat kepemimpinan guru, mengubah budaya sekolah, dan meningkatkan well-being ekosistem pendidikan. Program PGP diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi pendidikan di Jawa Timur.
Penulis Dion
Editor Djose