Mbah Marjuki: Sebuah Kehidupan yang Bergerak ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

Mbah Marjuki: Sebuah Kehidupan yang Bergerak

-

Baca Juga

Mbah Marjuki asal Pulorejo Kota Mojokerto Jawa Timur. Driver Senja yang masih giat bekerja tanpa mengeluh.

Mbah Marjuki, di usia tujuh puluh tahunnya, masih menunjukkan semangat yang luar biasa.  Warga Desa Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto, Jawa Timur ini, bukan sekadar menjalani hari tua dengan tenang.  Ia masih aktif bekerja sebagai sopir pribadi untuk seorang anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, sebuah bukti nyata tentang ketahanan dan daya juang yang patut diacungi jempol.  Kehidupannya, jauh dari kata monoton, merupakan permadani pengalaman yang kaya dan beragam, terjalin rapi dari berbagai fase kehidupan yang dilaluinya.

Mbah Marjuki Driver Sejati Pejuang Keluarga

Sebagai ayah dari tiga putra dan kakek dari lima cucu, Mbah Marjuki memiliki keluarga yang harmonis.  Keberhasilan salah satu putranya sebagai pengusaha travel guide menambah warna dalam kisah hidupnya. Perjalanan kariernya sebagai sopir, yang dimulai pada tahun 1975, hanyalah satu babak dari perjalanan panjangnya.  Sebelum itu, ia telah mengasah keterampilannya sebagai teknisi di PT Mertex Indonesia, sebuah perusahaan garmen di Mojokerto. Pengalaman ini membentuk fondasi keterampilan dan kedisiplinan yang ia terapkan dalam setiap pekerjaan yang ia jalani.

Mbah Marjuki dengan bangga menceritakan masa lalunya.  Di PT Mertex, ia bukan hanya seorang teknisi handal, tetapi juga menjalin persahabatan erat dengan para teknisi Jepang – Saka Moto, Ajinomoto, Ishikawa, dan Suzuki.  Kenangan akan gaji Rp 2000 pada tahun 1973, yang menurutnya cukup besar di masa itu, menunjukkan betapa ia menghargai setiap rupiah yang ia peroleh. Persahabatannya dengan para teknisi Jepang, yang tinggal di mess di Tretes, Pasuruan, Jawa Timur,  menunjukkan sisi lain dari hidupnya yang kaya akan interaksi lintas budaya. Mereka bersama-sama merawat mesin benang merek Satel yang sudah usang, mesin yang bagi Mbah Marjuki, merupakan simbol dari teknologi masa lalu yang sederhana namun efektif.

“Mesin benang untuk membuat kain saat ini jauh lebih canggih,” kenangnya.  “Mesin Satel itu seperti alat tenun kuno, tetapi menggunakan listrik.” Pernyataan sederhana ini mencerminkan kemampuan Mbah Marjuki untuk membandingkan masa lalu dan masa kini,  menunjukkan kepekaannya terhadap perkembangan teknologi.

Di usia senjanya, Mbah Marjuki tetap memiliki kesehatan dan semangat yang luar biasa.  Kisah hidupnya lebih dari sekadar perjalanan seorang sopir. Ia merupakan representasi dari kekuatan, kemampuan beradaptasi, dan persahabatan yang abadi, yang terjalin lintas budaya dan generasi.  Kehidupan Mbah Marjuki, sebuah kehidupan yang terus bergerak, dari deru mesin Satel hingga dengungan mesin mobilnya yang stabil, memberikan inspirasi bagi kita semua untuk menghargai setiap fase kehidupan dan terus bergerak maju,  apapun tantangan yang dihadapi.


Penulis Dion 

Editor Djose 


Mungkin Juga Menarik × +
VIDEOS
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode