POLITIK SANTUN VERSI OKNUM KORUPTOR ~ Detak Inspiratif | Berita dan informasi terkini Indonesia
RUNNING STORY :
Loading...

POLITIK SANTUN VERSI OKNUM KORUPTOR

-

Baca Juga



Politik santun adalah sebuah pertunjukan yang dirancang untuk menipu publik. Mereka berlagak seperti orang alim, berpakaian rapi, dan berbicara dengan lembut, tetapi di balik semua itu, mereka menyimpan agenda tersembunyi untuk memperkaya diri sendiri dan mempertahankan kekuasaan. Mereka menggunakan tokoh agama sebagai alat untuk meraih simpati dan dukungan, padahal sebenarnya mereka tidak memiliki komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai agama. Mereka berlagak seperti super hero, menjanjikan solusi untuk semua masalah, tetapi pada kenyataannya mereka hanya memanipulasi rakyat dan mengabaikan kepentingan rakyat.

Politik santun, mereka mungkin mengenakan baju rapi atau hijab, berbicara dengan nada lembut, dan menggunakan bahasa seakan dia korban fitnah untuk menarik simpati. Namun, di balik semua itu, mereka mungkin terlibat dalam korupsi, penipuan, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Menjanjikan solusi untuk semua masalah: Mereka mungkin menjanjikan pembangunan infrastruktur demi kesejahteraan masyarakat tetapi pada kenyataannya mereka hanya memanipulasi rakyat dan mengabaikan kepentingan rakyat.

Membangun citra sebagai super hero: Mereka mungkin menampilkan diri sebagai pemimpin yang kuat, tegas, dan berwibawa, tetapi pada kenyataannya mereka hanya egois dan haus kekuasaan.

Politik santun versi oknum koruptor adalah bentuk penipuan yang berbahaya. Mereka menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin dan institusi, serta menghambat kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Kita harus waspada dan kritis terhadap politik santun versi oknum koruptor, dan memilih pemimpin yang benar-benar berkomitmen untuk melayani rakyat.

Berpenampilan diri sebagai sosok alim, dengan tutur kata lembut dan penampilan yang menawan.  Mereka menciptakan citra diri sebagai pribadi yang tidak terlibat korupsi, namun di baliknya menyimpan ambisi dan agresivitas yang tinggi dalam mengejar kekuasaan dan keuntungan pribadi.  Ini adalah strategi yang efektif karena memanfaatkan stereotip sosial tentang kelembutan untuk menutupi tindakan koruptif.

Beberapa ciri khas politik santun yang diperankan oknum koruptor:

Penampilan yang religius: Mereka mungkin berpakaian yang menunjukkan kesalehan, dan sering terlihat aktif dalam kegiatan sosial. Hal ini menciptakan kesan positif dan membangun kepercayaan di mata publik.

Tutur kata yang lembut dan persuasif:  Mereka menggunakan bahasa yang halus, santun, dan persuasif untuk memanipulasi orang lain dan memenangkan dukungan.  Mereka menghindari konfrontasi langsung dan lebih memilih pendekatan yang diplomatis.

Agresivitas terselubung:  Meskipun tampil lembut, di baliknya tersimpan ambisi dan agresivitas yang tinggi dalam mencapai tujuan politik dan ekonomi.  Mereka mungkin menggunakan jaringan koneksi dan pengaruh untuk mencapai tujuan mereka dengan cara yang terselubung.

Penyangkalan yang halus:  Jika terpojok atau dituduh melakukan korupsi, mereka akan menyangkalnya dengan halus dan menggunakan retorika moral untuk membela diri.  Mereka mungkin memainkan peran sebagai korban dan menuduh pihak lain melakukan fitnah.

Memanfaatkan simpati publik:  Mereka sering memanfaatkan simpati publik dengan dalih mora untuk melindungi diri dari kritik dan tuduhan korupsi.

Strategi ini sangat berbahaya karena memanfaatkan kepercayaan publik dan stereotip gender untuk menutupi tindakan koruptif.  Publik perlu lebih kritis dan jeli dalam menilai perilaku politikus, tidak hanya berdasarkan penampilan dan tutur kata, tetapi juga berdasarkan rekam jejak dan tindakan nyata mereka.  Penting untuk melihat di balik citra yang dibangun untuk mengungkap kebenaran di balik politik santun yang penuh dengan tipu daya.

Strategi politik santun yang digunakan oleh koruptor, baik laki-laki maupun perempuan, merupakan ancaman serius bagi integritas dan kemajuan bangsa.  Mereka memanfaatkan citra positif dan kepercayaan publik untuk menutupi tindakan koruptif mereka.  

Media massa secara sengaja membantu oknum koruptor, ada beberapa contoh bagaimana media massa dapat secara tidak sengaja atau bahkan tanpa sadar berkontribusi pada keberhasilan strategi "politik santun" oknum koruptor.  

Menekankan Pencitraan:

Media massa seringkali lebih fokus pada kepribadian dan penampilan politikus daripada pada rekam jejak dan program mereka.  Mereka mungkin menampilkan politikus yang santun, berwibawa, dan religius, tanpa menyelidiki lebih dalam tentang integritas dan kinerja mereka.

Menampilkan Politikus Populer:  Media massa cenderung memberikan ruang lebih besar kepada politikus yang populer dan memiliki basis massa yang kuat, meskipun mereka mungkin memiliki rekam jejak yang buruk atau terlibat dalam praktik korupsi.  Hal ini dapat memperkuat citra "politik santun" yang dibangun oleh oknum koruptor.

Membuat Berita Sensasional:

Media massa terkadang lebih tertarik pada berita yang sensasional dan menarik perhatian, daripada berita yang mendalam dan bermakna.  Mereka mungkin menampilkan berita tentang politikus yang santun dan ramah, tanpa mengungkap sisi gelap dari perilaku mereka.

Media massa seringkali menggunakan judul yang bombastis dan provokatif untuk menarik perhatian pembaca.  Hal ini dapat membuat masyarakat terkesan dengan politikus yang santun, tanpa mempertanyakan kredibilitas mereka.

Media massa terkadang memiliki keterbatasan sumber daya untuk melakukan investigasi mendalam terhadap politikus.  Mereka mungkin mengandalkan informasi yang diberikan oleh politikus atau sumber yang tidak independen atau cenderung subyektif seperti rilis yang sudah jadi, tinggal di edit ulang.

Media massa juga dapat takut pada tekanan dari pihak-pihak yang berkepentingan, seperti politikus yang berkuasa.  Takut tidak dapat iklan. Mereka mungkin enggan untuk mengungkap fakta-fakta yang dapat merugikan politikus tersebut, meskipun fakta-fakta tersebut penting untuk diketahui publik.

Masyarakat seringkali memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap media massa, tanpa mempertanyakan kredibilitas dan objektivitas informasi yang disajikan.  Hal ini dapat membuat masyarakat mudah terpengaruh oleh strategi "politik santun" yang digunakan oleh oknum koruptor.

Masyarakat juga seringkali kurang kritis dalam menilai informasi yang diperoleh dari media massa.  Mereka mungkin tidak menyadari bahwa informasi yang disajikan mungkin bias, tidak lengkap, atau bahkan menyesatkan.

Meskipun tidak ada bukti langsung bahwa media massa secara sengaja membantu koruptor, ada beberapa contoh bagaimana media massa dapat secara tidak sengaja atau bahkan tanpa sadar berkontribusi pada keberhasilan strategi "politik santun" koruptor.  Media massa harus lebih bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya, melakukan investigasi yang mendalam, dan memberikan informasi yang akurat dan objektif kepada publik. Masyarakat juga harus meningkatkan literasi media mereka dan kritis dalam menilai informasi yang diperoleh dari berbagai sumber.

Penulis DION 

Editor DJOSE 


Mungkin Juga Menarik × +
VIDEOS
PERISTIWA
Hukum Kriminal
Olahraga

 
Atas
Night Mode