MENGENANG "BANDI LONDO TEMAN PEMANDU INFORMASI CAGAR BUDAYA MAJAPAHIT "
-Baca Juga
Udara terasa berat dengan aroma tanah purba dan bisikan masa lampau. Di jantung Trowulan, Mojokerto, berdiri Museum Pengelolaan Informasi Majapahit, penjaga bisu warisan masa lalu yang gemilang. Di sinilah, di antara artefak dan gema abad ke-14, Subandi, seorang pria dengan hati yang hangat seperti mentari dan semangat yang abadi seperti batu yang dirawatnya, menghabiskan hidupnya.
Lahir dan dibesarkan di Trowulan, Subandi adalah anak tanah, akarnya menancap dalam tanah tempat Kerajaan Majapahit yang perkasa pernah berkembang. Namun, tidak seperti teman-temannya, Subandi membawa tanda keturunan yang berbeda, kulitnya yang putih, matanya yang cerah, dan rambutnya yang cokelat kemerahan adalah bukti leluhur Eropa. Warisan unik ini memberinya julukan "Bandi Londo," julukan yang berbicara tentang penampilannya yang berbeda dan rasa ingin tahu yang ditimbulkannya.
Gairah Subandi untuk warisannya mekar sejak dini. Dia menghabiskan hari-harinya menjelajahi reruntuhan, pikirannya menenun kisah dari sisa-sisa peradaban yang terlupakan. Pengetahuannya tentang era Majapahit bersifat ensiklopedis, sebuah permadani yang ditenun dari bertahun-tahun belajar dan pengalaman langsung. Dia lulus dari universitas lokal, dahaganya akan pengetahuan tidak terpadamkan, dan segera menemukan dirinya di museum, seorang penjaga sejarah, seorang pelindung masa lalu.
Selama beberapa dekade, Subandi mengabdikan dirinya untuk museum, pertama sebagai sukarelawan yang berdedikasi, kemudian sebagai pegawai negeri sipil yang dihormati. Dia dengan cermat mengatalogkan dan melestarikan artefak, setiap bagian merupakan tautan nyata dengan masa lalu yang hidup. Hatinya sakit dengan cerita yang dipegang setiap peninggalan, dan dia ingin berbagi dengan dunia.
Panggilan Subandi adalah untuk memandu pengunjung melalui lorong-lorong waktu, untuk mengungkap rahasia Kekaisaran Majapahit, dan untuk menyalakan percikan keajaiban di hati mereka. Dia berbicara dengan semangat yang menular, suaranya adalah melodi lembut yang membawa beban sejarah. Dia memimpin tur untuk penduduk setempat dan orang asing, pengetahuannya tentang artefak, asal-usulnya, dan signifikansinya tidak tertandingi.
Dia berbicara tentang ukiran rumit pada batu kuno, tentang desain rumit pada tembikar, tentang senjata yang pernah membela kerajaan. Dia melukis gambaran yang jelas tentang pasar yang ramai, istana yang megah, dan prajurit yang tangguh yang membentuk takdir Majapahit.
Warisan Subandi bukan hanya cerita yang dia ceritakan, tetapi kehidupan yang dia sentuh. Dia menanamkan kecintaan pada sejarah di hati yang tak terhitung jumlahnya, memicu semangat untuk masa lalu yang melampaui generasi. Semangatnya yang lembut dan dedikasi yang tak tergoyahkan untuk warisannya membuatnya menjadi tokoh yang dicintai di Trowulan, mercusuar pengetahuan dan simbol semangat abadi Kekaisaran Majapahit.
Sekarang, meskipun perjalanannya di bumi telah berakhir, semangat Subandi hidup terus di hati orang-orang yang dia sentuh. Warisannya akan terus menginspirasi generasi mendatang, bukti kekuatan gairah, dedikasi, dan keindahan abadi sejarah.
SELAMAT JALAN KAWAN, SEMOGA AMAL IBADAH MU DITERIMA ALLOH SWT. AMIEN YA ROBBAL ALLAMIN.
Penulis DION
Editorial DJOSE