Usai 2023 Tak Ada Merger Sekolah di Kota Mojokerto
-Baca Juga
DIMERGER: Kawasan SDN Blooto 1 dan 2 yang berada dalam satu lingkungan. Sedianya, tahun depan kedua lembaga ini akan digabung menjadi satu.
MOJOKERTO, Proyeksi lulusan TK dan angka jumlah penduduk Kota Mojokerto dengan lembaga 44 SD diklaim ideal. Karenanya setelah 2023 mendatang merger sekolah dipastikan tidak terjadi.
"Menurut kajian berdasarkan proyeksi lulusan TK dan angka jumlah penduduk kota dengan lembaga 44 SD sudah ideal. Sudah kita proyeksikan dengan kajian bersama universitas juga,’’ papar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Kota Mojokerto Amin Wachid.
Karena itu, Amin memastikan penggabungan sekolah tidak akan ada lagi di Kota Mojokerto. Ia menerangkan, sedianya untuk empat sekolah yang digabung ini akan dijadikan dua rombel dengan empat sekolah lama. Sedang untuk guru, tetap bertugas di sekolah tersebut tanpa ada proses mutasi. ’’Kalau kepala sekolah, nanti kita adakan seleksi. Karena memang juga berbarengan dengan pengisian kepala sekolah yang kosong. Ada sepuluh kursi yang lowong,’’ katanya.
Amin menyebut, merger ini bertujuan untuk efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Merger sekolah ini juga sebagai upaya Pemkot agar semua siswa merasakan fasilitas sekolah secara merata. Seperti perpustakaan dan UKS. Contohnya di SDN Gedongan 1 dan 2.
’’Ini juga untuk mendukung akreditasi perpustakaan dan UKS di masing-masing sekolah. Karena kalau tetap dipisah, fasilitasnya tidak merata,’’ ujarnya.
Sebelumnya, pemkot akan melakukan merger delapan sekolah dasar (SD) negeri mulai tahun depan menjadi empat sekolah. Penggabungan ini untuk efisiensi pengelolaan lantaran sekolah-sekolah tersebut berada dalam satu kompleks. (yud)