BALIHO DI POS PEMENANGAN YONI DIRUSAK OKNUM
-Baca Juga
Tersiar kabar pula ada baliho Paslon Pilkada, selain milik paslon YONI, juga dirusak oknum. Pengrusakan baliho paslon Pemilukada, sangatlah tidak etis. Secara politik, ada yang diuntungkan, dan ada pula yang dirugikan. Bisa jadi sumber daya manusia dan kedewasaan politik oknum, dalam memahami Pemilukada ini sangat rendah. Sehingga harus merusak baliho Paslon peserta pilkada 9 Desember 2020.
Perusakan baliho Paslon Pilkada, bentuk provokasi adu domba. Agar, terjadi benturan massa ditingkat arus grass root. Dari Badan Pengawas Pemilu atau Penyelenggara Pemilu di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, sejauh ini belum ada yang merilis terkait hal ini. Nampak kalau tim penyelenggara pemilu maupun Bawaslu, melakukan antisipasi kasus semacam ini. Kecenderungan menunggu bola, menyebabkan terjadi kasuistik seperti ini dalam pemilihan kepala daerah.
Kabupaten Mojokerto Jawa Timur menjadi atensi nasional dalam penyelenggaraan pemilihan umum kepala daerah. Peristiwa pilkada Kabupaten Mojokerto tahun 2010 masih menjadi barometer pilkada kotor di pulau Jawa. Apalagi oknum yang terlibat dalam Pemilukada tahun 2010, berpartisipasi di Pemilukada 2020.
Tim YONI (Yoko Nisa), ketika dihubungi via WhatsApp mengatakan, dengan adanya perusakan baliho Yoni, di posko pemenangan YONI adalah tindakan yang tidak beretika, itu adalah merupakan upaya kotor, yang mencederai demokrasi dalam pilkada di Mojokerto. Sikap YONI, tidak akan terpancing emosi, tetapi justru akan memaafkan oknum yang berbuat. Prinsip YONI, bahwa pilkada 2020 di Mojokerto, merupakan tonggak sejarah bahwa kehadiran YONI, akan memberikan keteladanan dan kesejukan berpolitik yang santun dan berkualitas. Hal itu diungkapkan oleh Yoko Priyono calon Bupati Mojokerto yang akan berlaga di Pemilukada 9 Desember 2020 nanti.
Dalam sejarah perpolitikan pemilu pilihan langsung masyarakat di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, masyarakat Kabupaten Mojokerto Jawa Timur akan memilih Bupati dan Wakil Bupati yang kali keempat.
Sebelumnya Pemilukada tahun 2000 - 2005, Bupati Mojokerto dipimpin Ahmadi dan dr. Iwan S. Selanjutnya Pemilukada tahun 2005-2010, Ahmadi Bupati Petahana berpasangan dengan Suwandi sebagai wakil Bupati. Namun Ahmadi, gagal memimpin Mojokerto sampai tahun 2010. Ahmadi tahun 2008 maju dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur, dan gagal. Ahmadi terjebak dalam undang-undang pemilukada. Yang mana calon petahana harus mengundurkan diri. Ketika Ahmadi gagal dalam Pilgub Jatim. Otomatis yang menggantikan sebagai Bupati adalah Suwandi dan Wakil Bupatinya Iswanto Iswahyudi Ketua DPRD setempat.
Dalam Pemilukada tahun 2010 - 2015. Pasangan Mustafa Kamal Pada ( MKP ) berpasangan dengan Choirunissa memimpin Kabupaten Mojokerto. Dalam sejarah pemilukada langsung di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, terjadi pembakaran kantor Pemda dan kantor DPRD setempat.
Selanjutnya dalam Pemilukada 2015-2020. MKP pecah kongsi dengan Choirunissa. MKP berpasangan dengan Pungkasiadi sebagai Wakil Bupati. Namun tragis bagi MKP. Belum genap memimpin Kabupaten Mojokerto untuk kali keduanya. MKP harus berurusan dengan lembaga antirasuah KPK. MKP ditahan KPK tahun 2018. Dan, Pungkasiadi menggantikan sebagai Bupati Mojokerto untuk mengisi kekosongan jabatan Kepala Daerah hingga saat ini.
Selanjutnya dalam Pemilukada 2020 ini. Ada 3 Bapaslon yang sudah resmi terdaftar dalam pilkada ini.
Yoko Priyono berpasangan dengan Choirinissa ( YONI ).
Ikhfina Fatmawati istri Bupati non aktif MKP berpasangan dengan Muhammad Barra ( Ikbar ).
Pungkasiadi Petahana berpasangan Titik Masudah warga Jakarta.(Puti).
Dalam sejarah Kabupaten Mojokerto Jawa Timur, pemilukada 9 Desember 2020, akan mempunyai Bupati yang ke 25. Kabupaten Mojokerto dipimpin seorang Adipati pada tahun 1811. (MJ 1).
Berikut adalah Daftar Nama Bupati Mojokerto dari masa ke masa.
No Foto Nama Masa Jabatan Lama Jabatan Keterangan
1 R. Adipati Prawiro Dirdjo 1811 - 1827 16 Tahun Bupati Pertama
2 R. Adipati Tjondro Negoro 1827 - 1850 23 Tahun Bupati dengan masa jabatan terlama kedua
3 R. Tumenggung Panji Tjondronegoro 1850 - 1863 13 Tahun
4 R. Tumenggung Kertokusumo 1863 - 1866 3 Tahun Bupati dengan masa jabatan terpendek ketiga
5 R. Adipati Aryo Kromodjojo Adinegoro 1866 - 1894 28 Tahun Bupati dengan masa jabatan terlama
6 COLLECTIE TROPENMUSEUM Regent Raden Toemenggoeng Ario Kromo Djojo Adinegoro Modjokerto Oost-Java TMnr 60013768.jpg Putera R.A.A. Kromodjojo Adinegoro 1894 - 1916 22 Tahun Putera Bupati Kelima
7 R. Adipati Kromo Adinegoro 1916 - 1933 17 Tahun
8 M. Ng. Rekso Amitprojo 1933 - 1935 2 Tahun Bupati dengan masa jabatan terpendek kedua
9 R.T.A.A. Rekso Amitprodjo 1935 - 1945 10 Tahun
10 Dokter Soekandar 1945 - 1947 2 Tahun Bupati Pertama dimasa setelah Kemerdekaan
11 M. Pamudji 1947 - 1948 1 Tahun Bupati dengan masa jabatan terpendek
12 R.T.A.A. Rekso Amitprodjo 1948 - 1949 1 Tahun Bupati ke-9 menjabat kembali
13 R. Amin Noto Widjojo 1949 - 1950 1 Tahun Bupati dengan masa jabatan terpendek
14 R. Soeharto 1950 - 1958 8 Tahun
15 M. Ardi Sriwidjojo 1958 - 1965 7 Tahun
16 R.A. Basoeni, Mayor Infantri 1965 - 1974 9 Tahun
17 K. Soepeno Soerjoatmodjo 1974 - 1975 1 Tahun Bupati dengan masa jabatan terpendek
18 H.D. Fatchoerachman 1975 - 1985 10 Tahun
19 Drs. Koento Soetedjo 1985 - 1990 5 Tahun
20 Machmoed Zain, S.H., M.Si 1990 - 2000 10 Tahun
21 DR. Achmady, M.Si., M.M. 2000 - 2008 8 Tahun
22 Drs. H. Suwandi, M.M. 2008 - 2010 2 Tahun Bupati dengan masa jabatan terpendek kedua
23 Mustofa Kamal Pasa, SE 2010 -2018 8
24 H. Pungkasiadi. SH 2018 Petahana