KOMITMENT SALING JAGA PERDAMAIAN
-Baca Juga
Akur ; Pesilat PSHT dan Bonex Didampingi Kapolres Mojokerto AKBP. Leonardus Simamarta dan Kadis Pora Kabupaten Mojokerto Djoko S. Di aula Sabhara Mapolres Mojokerto Rabu 4 /10/2017 |
detakinspiratif.com – Tawuran massal antara suporter dengan pesilat Persaudaraan
Setia Hati Teratai (PSHT) di Surabaya beberapa waktu lalu. Hingga menimbulkan
dua korban jiwa dari Mojokerto. Menjadikan Kapolres Mojokerto AKBP. Leonardus
Simarmata mempertemukan kedua organisasi massa tersebut di Markas Polres
Mojokerto Rabu 4/10.
Dikemas dengan tajuk Forum Group Diskusi (FGD)
dalam rangka Silaturahim PSHT dengan suporter Persebaya Bonek untuk mendukung ketertiban
dan keamanan di wilayah hukum Polres Mojokerto kondusif.
Kapolres Mojokerto, AKBP Leonardus Simarmata
mengatakan, tujuan kegiatan tersebut silaturahim antara PSHT dan Bonek.
"Serta antisipasi kejadian beberapa hari lalu saat Bonek bertemu PSHT dan
hari ini juga ada pertandingan Persebaya di Jember sehingga kita
antisipasi," ungkapnya, Rabu (4/10/2017).
Rombongan Bonek Mojokerto sudah dikawal Polres
Mojokerto menuju Jember untuk mengantipasi dampak selanjutnya dan para suporter
dihimbau tidak menggunakan atribut. Pihaknya juga mengancam jika ada aksi
sweeping akan ditindak tegas, sementara untuk kasus di Surabaya sudah ditangani
secara proses hukum.
"Di Mojokerto, kami sudah koordinasikan
dengan Ketua Cabang PSHT Mojokerto untuk ditembuskan ke tingkat bawah agar
tidak melakukan aksi balasan. PSHT dan Bonek ribuan di Mojokerto, bahkan ada
juga Bonek yang juga PSHT. Terkait aksi sweeping yang akan dilakukan PSHT
terhadap Bonek, itu hoax. Kita sudah cek, itu tidak benar," ujarnya.
Perwakilan Bonek Mojokerto Timur, Yusuf Afandi
(27) mengatakan, pihaknya mengaku sepakat dengan kesepakatan yang telah dibuat
bersama PSHT. "Tidak ada hal-hal yang provokatif, tidak ada hal negatif,
kita menyerahkan urusan tersebut ke Polrestabes. Bonek Mojokerto tetap
berangkat ke Jember," tuturnya.
Meski sempat beredar kabar akan adanya sweeping
dari PSHT ke suporter yang memakai atribut Bonek, pihaknya mengaku tidak takut.
Sementara terkait larangan memakai atribut, Yusuf menjelaskan, itu hanya di
jalanan saja namun saat mendukung Persebaya di stadion boleh digunakan.
Sementara itu, Ketua Cabang PSHT Mojokerto, Hari
Sutjipto menambahkan, kesempatan yang dibuat dengan Bonek tersebut sama dengan
kesepakatan yang sebelumnya dirumuskan. "Kita sudah mendahului karena kita
merasa bertanggungjawab, mungkin Bonek tidak tidak terlibat karena PSHT juga
banyak bonek juga," urainya.
Masih kata Hari, pihaknya sudah memberikan
himbauan kepada warga PSHT di tingkat bawah. Menurutnya terkait aksi balasan,
Hari menegaskan, di Mojokerto tidak akan terjadi karena pihaknya sudah
melakukan kesepakatan. Jika terjadi aksi balasan tanpa izin maka tanggungjawab
masing-masing.
Sekretaris I PSHT Cabang Mojokertp, Indarto
menambahkan, pihaknya menyerahkan ke proses hukum karena tidak ada izin dari
PSHT. "Tidak ada aksi sweeping di perbatasan, itu hanya informasi hoax.
Kita sudah langsung koodinasi dengan pihak kepolisian usai kejadian di Surabaya
tersebut, PSHT akan patuh dan menunggu proses hukum dan tidak mengambil di luar
dari langkah hukum," lanjutnya.
Menurutnya, ada pihak lain yang mencoba mengail
di air keruh. Untuk mencegah kejadian di Surabaya terjadi di Mojokerto, Hari
menambahkan, jika pihaknya meminta agar pihak kepolisian memfasilitasi PSHT dan
Bonek agar bisa membangun komunikasi sehingga bisa melakukan upaya preventif.
"PSHT dilarang melakukan perbuatan yang
melanggar hukum, kita sudah sampaikan ke ranting agar disampaikan ke warga PSHT
di Mojokerto. Tahun ini, pengesahan warga PSHT jika ada yang konvoi maka akan
kita tertibkan sendiri. Cabang hanya memperingatkan tapi jika kesalahan di luar
batas maka kita rekom ke pusat," jelasnya. (Mj-1)