TOKOH AGAMA JAGA PLURALISME DI MOJOKERTO
-Baca Juga
Menjaga Kerukunan Umat Beragama, Kapolres Mojokerto AKBP. Leonardus Simamarta Bersama Tokoh FKUB |
detakinspiratif.com – Perang..Perang..Perang..lagi...Myanmar, negara ASEAN yang
sedang dilanda konflik etnis. Antara pemerintahan negara Myanmar dengan suku Rohingya.
Membuat negara-negara lain ikut prihatin dan empati.
Terutama umat
islam yang ada di Indonesia, berharap tragedi di negara Myanmar bisa segera
diselesaikan oleh negara tersebut. Pasalnya, tragedi pemerintahan negara
Myanmar yang sedang berkuasa saat ini, nampak kejam dengan penduduknya sendiri.
Terutama mereka yang beragama islam.
Indonesia, yang
mayoritas penduduknya muslim. Tampak gerah, melihat tragedi hal tersebut. Bahkan,
pemerintahan Indonesia pun mengirim utusan diplomatik untuk meminta
pemerintahan Myanmar menghentikan kekejaman kemanusiaan itu.
Polres Mojokerto
dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mojokerto mengutuk keras
tragedi yang terjadi di Myanmar.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Forum Silaturahmi
Lintas Agama dan giat penandatanganan MoU Kapolres Mojokerto dan FKUB Kabupaten
Mojokerto menyikapi permasalahan sosial.
Ada empat poin yang ditandatangani dalam nota kesepakatan
tersebut, mengutuk tragedi di Myanmar, mendorong pemerintah untuk mengambil
langkah kongkrit dalam penyelesaian di Myanmar melalui Menteri Luar Negeri,
mendukung pemerintah dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke Myanmar dan
mengantisipasi adanya isu provokasi yang bisa memecah belah bangsa Indonesia.
Wakil Ketua FKUB Kabupaten Mojokerto, KH Mashul Ismail
mengatakan, Indonesia dari Sabang sampai Merauke banyak masalah, masih bisa
dikendalikan.
"Indonesia hidup dengan enam agama, Islam mayoritas.
Dari Sabang sampai Merauke semua ada dan ada upaya untuk mengembangkan,"
ujarnya, Senin (11/9/2017).
Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Dan Kepolisian Polres Mojokerto Jamin Kerukunan Umat Beragama Di Mojokerto Jatim |
Disini, lanjut Wakil Ketua FKUB, harus dikembangkan dengan
cara yang bijak. Pihaknya mengingatkan agar tidak ada intimidasi salah satu
agama. Namun, mengajarkan agama yang
baik. Masalah Rohingya adalah masalah Myanmar. Sehingga diharapkan umat bergama
di Indonesia khususnya Kabupaten Mojokerto tidak terpengaruh.
"Lain Indonesia lain Myanmar. Tapi kami sebagai umat
islam di Indonesia, tidak hanya umat muslim tapi semua umat beragama lainnya di
Indonesia, mengutuk perilaku genosida atau pembantaian etnis di Myanmar.
Sehingga semua elemen harus bekerja sama bisa menciptakan Mojokerto yang
kondusif," katanya.
Sementara itu, Kapolres Mojokerto, AKBP Leonardus Simarmata
menambahkan, pertemuan dengan FKUB rutin dilakukan dan kali ini pertemuan
digelar untuk menyikapi kejadian yang ada di Myanmar. "Keprihatinan dan
ketidaksetujuan apa yang terjadi di sana dengan menyampaikan empati, simpati
dan turut berduka dengan para korban yang ada di sana," ujarnya.
Kapolres menambahkan, pihaknya sudah mendapatkan gambaran dan
jaminan dari FKUB jika akan menjaga bersama kondisi dan situasi di wilayah
hukum Polres Mojokerto aman. Pihaknya juga sudah melakukan sosialisasi dan
pendekatan secara persuasif dan hingga saat ini kondisi dan situasi di wilayah
hukum Polres Mojokerto masih aman.
"Bagi kami yang dijaminkan adalah, sesuai dengan yang
diakui negara. Jika ada kepercayaan lain
yang muncul dari itu, kami tidak akan memberikan jaminan keamanan apapun.
Artinya setiap pemeluk agama akan dilindungi dan kami akan memberikan jaminan
secara maksimal. Itu mungkin maksud saya tadi," tegasnya. ( Mj-1)